Selasa, 04 November 2014

Miracle

Sebelumnya saya merasa saya bukan sosok yang istimewa dan cenderung memandang rendah diri saya, begitu pesimis dengan jalan hidup saya, bahkan tidak mampu memutuskan untuk menjadi apa ketika lulus SMA pada waktu itu. Saya bukanlah sosok yang pandai mengutarakan isi hati , karena  tahu betul apa yang di inginkan orang tua saya pada saat itu, tidak berani mengecewakan mereka dengan angan-angan  yang menurut mereka adalah semu. Saat itu saya merasa bahwa saya menjadi orang yang paling malang sedunia. di saat teman-teman bebas memilih untuk menjadi apa, saya terbayang-bayang akan impian orang tua saya. semua jalur penerimaan mahasiswa baru saya ikuti dengan sepenuh hati, di pikiran saya waktu itu adalah, tidak peduli bagaimana nanti, karena misi saya hanya satu, saya bukanlah orang yang tepat untuk jurusan yang mereka pilih.Ternyata, takdir membawa menuju jalan lain. ketika saya lulus dengan pilihan saya sendiri, saya merasa bangga sendirian, semua orang mencemooh dan orang-orang terdekat saya pun meragukan pilihan itu. Namun hari ini, dibawah sinar cahaya lampu Isola, Tuhan membuktikan semuanya. Orang yang pertama kali menentang saya, bahkan saya masih ingat betul percakapan di pagi itu, adalah orang yang berbalik mendukung langkah saya, mempersiapkan dengan detail kemampuan apa saja yang harus saya miliki ketika saya belum memikirkannya. Hari ini saya merasa beruntung, saya memiliki ayah paling juara sedunia, dia mempersiapkan dengan baik hal-hal yang berada diluar ekspetasi saya. Saya tidak tahu harus berkata apa, beliau yang menentang saya untuk mencintai sastra dan bahasa,kini adalah orang yang menyuruh saya mengalirkan itu kedalam darah saya. percakapan singkat tadi membuktikan semuanya, bahwa tangisan saya disetiap sepertiga malam itu disalurkan dalam bentuk lain, kado terindah yang saya dapat, meski bukan di hari ulang tahun saya. Orang yang paling benci melihat saya berpuisi, atau membaca atau sekedar menggunakan sisihan uang jajan untuk membeli novel, adalah orang yang pertama kali mengulurkan tangannya untuk membantu saya mencari karya sastra yang ingin saya telaah. Hari ini, saya baru menemukan arti syukur yang sebenarnya, ditemani lembutnya angin malam dan cahaya berpendar disekitar kampus, saya menemukan arti hidup saya. Saya terlahir sebagai manusia baru, Tuhan adalah sutradara paling ajaib untuk menentukan jalan cerita hambanya. Tuhan, terima kasih engkau sadarkan aku dengan serentetan keajaiban yang sampai saat ini sulit ku percayai.Engkau adalah kreator semesta, yang tak pernah tidur memperhatikan seluruh hambanya.